Minggu, 13 Februari 2022

Indonesia dan Destinasi Wisatanya: Mengelola Karunia Sang Pencipta (3)



Embung Nglanggeran


Jika kita lihat peta dunia secara keseluruhan akan kita lihat betapa Indonesia itu sebuah negara yang berbeda. Sebuah negara maritim, negara bahari sekaligus negara kepulauan yang luar biasa. Belum lagi kita berbicara tentang potensi non bendawi seperti budaya dan kekhasan warisan leluhur lainnya. Destinasi wisata yang telah sedikit kita ulas hanya sebagian kecil dari keindahan alam, kekayaan adat istiadat, budaya. Ditambah lagi kekayaan kuliner nusantara yang menjadi satu paket daya tarik wisata di Indonesia. Bayangkan saja jika kita mengulas sebanyak lebih dari tujuh belas ribu pulau yang dimiliki Indonesia. Apakah semua memiliki potensi wisata? Tentu saja, jika dikemas secara apik karena setiap pulau di Indonesia memiliki keunikannya masing-masing. Karena itulah, bagi dunia, Indonesia adalah mutiara tersembunyi di muka bumi. Maka pantaslah kita sebagai bangsa Indonesia merasa bangga menjadi bagian dari negara maritim terbesar di dunia ini. Atas semua karunia Tuhan tersebut, sangat pantas jargon “Wonderful Indonesia” disematkan untuk menjadi semangat, jiwa dan guna mempromosikan luar biasanya Indonesia sebagai sebuah destinasi wisata.

Dengan banyaknya destinasi wisata unik dan menarik di Indonesia dengan kemasannya masing-masing, tak heran jika pariwisata menjadi penyumbang divisa terbesar bagi negara Indonesia. Bahkan sektor pariwisata dapat mengalahkan pertambangan dan perkebunan. Apalagi sektor pariwisata mempunyai “efek domino” yang besar dalam perekonomian. Lagi-lagi perlu menjadi catatan penting bahwa kelestarian alam dan kesejahteraan serta keterlibatan masyarakat lokal dengan rasa memiliki dalam kebersamaan yang kuat perlu dikedepankan. Elemen alam dan keunikan sosial budaya masyarakat tersebutlah yang menjadi kekhasan pariwisata di Indonesia, tidak bisa ditiru oleh negara lain serta dapat menjaga keberlanjutan pariwisata itu sendiri. Tentu saja pengawasan dan pendampingan oleh pemerintah tetap perlu dilakukan agar pengelolaannya tetap profesional.

Pandemi yang berlangsung hampir dua tahun terakhir ini di seluruh dunia tidak bisa dipungkiri berdampak sangat besar terhadap dunia pariwisata termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan wisatawan mancanegara selama periode Januari-April 2021 menurun drastis sebesar 81,78 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (BPS, 2021). Mobilitas manusia yang sangat dibatasi dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 memang seperti buah simalakama. Virus yang disinyalir tidak akan hilang bahkan saat ini telah mengalami mutasi menjadi beberapa varian ini tentu harus menjadi renungan bagi kita semua untuk mencari solusi terbaik. Karena bagaimanapun, nyatanya hidup harus terus berjalan.

Beberapa upaya yang mungkin bisa dilakukan saat ini, diantaranya:

  1. Mendisiplinkan diri dan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan terutama 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus;
  2. Mempromosikan dan menggalakkan kembali pola hidup sehat di masyarakat. Jika kondisinya tidak memungkinan dilakukan seperti dahulu, seperti senam massal misalnya, bisa dicari alternatif lain yang lebih sesuai danmungkin dilakukan dengan kondisi saat ini untuk meningkatkan imunitas tubuh;
  3. Mencari bentuk alternatif wisata lain yang sesuai, seperti yang saat ini mulai berkembang yakni wisata virtual;
  4. Sembari menunggu kunjungan wisata memungkinkan untuk dilakukan dengan pola adaptasi yang sesuai, pemeritah beserta semua pemangku kepentingan perlu terus melalukan pendampingan serta peningkatan kapasitas bagi pelaku pariwisata melalui media-media yang memungkinkan. Hal ini juga sebagai bentuk optimisme untuk menyambut kemungkinan lonjakan kunjungan saat kondisi sudah membaik;
  5. Agar pelaku industri pariwisata tetap bisa mendapatkan penghidupan melalui pariwisata, dunia pariwisata perlu melebarkan sayap yang sebelumnya mengandalkan kunjungan wisata, kepada kegiatan yang berkaitan dengan media maupun produk-produk unggulan yang bisa dipasarkan secara daring hingga menjangkau seluruh dunia. Misalnya, berupa film atau sejenisnya, souvenir khas, makanan khas yang dapat tahan lama, dan lain sebagainya.

Di era serba sibuk saat ini, tekanan hidup dirasa semakin berat. Tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan wisata sangat tinggi. Bahkan beberapa kalangan memprediksi, pasca kondisi darurat pandemi saat ini yang memaksa setiap orang untuk tidak berwisata, akan terjadi lonjakan kunjungan wisatawan yang sangat besar. Meskipun kita tidak tahu kapan kondisi ini akan berakhir dan semua kembali normal, atau setidaknya menerapkan gaya hidup normal baru. Optimisme serta berbagai upaya tetap harus terus dilakukan agar indutri pariwisata Indonesia tidak mengalami kemunduran, terutama dalam hal kualitas.







Penutup

Menjelajahi Indonesia dengan semua pesona yang dimiliki nyatanya seolah tiada pernah selesai. Pantai, danau, pulau, gunung maupun pegunungan, satwa langka, cagar budaya dan cagar alam, keindahan bawah laut serta semua keindahan alam dan keunikan adat istiadat dan budaya Indonesia yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia adalah limpahan karunia yang tiada tara. Didukung dengan keramahtamahan masyarakat Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai magnet yang menarik orang-orang dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menikmati semua keindahan dan keunikan yang tidak akan mereka jumpai di negara manapun di seluruh dunia. Namun, tentu saja kita harus mengedepankan keselamatan masyarakat Indonesia di masa pandemi saat ini. Wonderful Indonesia! (RAI)

Sabtu, 12 Februari 2022

Indonesia dan Destinasi Wisatanya: Mengelola Karunia Sang Pencipta (2)


Pantai Drini

 

Sungguh luar biasa karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Semua hal tersebut menunjukkan betapa ‘kaya’nya Indonesia sebagai sebuah negara dan bangsa. Pengembangan destinasi wisata di Indonesia berbasis keunikan atau keunggulan lokal menjadi sangat penting agar destinasi wisata Indonesia dapat terus bersaing dengan destinasi wisata negara lain.

Secara garis besar, destinasi wisata unggulan Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok destinasi wisata alam dan destinasi wisata budaya. Meskipun keduanya sesungguhnya bisa dipadukan, tetapi pasti akan ada yang ditonjolkan atau diunggulkan pada setiap destinasi.

1.    Wisata Alam

Daya tarik utama wisata alam adalah keadaan alam yang menarik orang untuk datang. Daya tarik alam Indonesia yang menjadi destinasi wisata, antara lain karst (contoh: Goa Gong di Pacitan, Goa Pindul di Gunungkidul), gumuk pasir (gunuk pasir Parangkusumo), pantai dan keindahan bawah laut (contoh: Taman Nasional Bunaken), kepulauan (contoh: Raja Ampat dan Karimunjawa), pegunungan dan perbukitan (contoh: Bromo dan Tangkuban Perahu), pulau komodo dan keunikan satwa lainnya.

2.    Wisata Budaya

Sebagaimana wisata alam, daya tarik utama destinasi wisata budaya adalah karakter dan cara hidup masyarakat setempat, termasuk adat istiadatnya. Wisata budaya dapat berupa bentuk fisik (tangible) maupun non fisik (intangible). Destinasi wisata budaya biasanya memodifikasi kedua bentuk hasil budaya tersebut atau menonjolkan salah satunya. Daya tarik wisata budaya di Indonesia, antara lain cagar budaya seperti candi (contoh: Candi Borobudur), museum dan bangunan-bangunan sejarah perjalan masa lampau (contoh: Keraton Jogja), bangunan atau rumah-rumah adat (contoh: Rumah Gadang). Dapat pula berupa upacara adat dan tari-tarian tradisonal (contoh: tari Kecak dan upacara Ngaben).




Candi Cetho


Definisi menarik bagi setiap orang tentu berbeda. Karena itu, lahir istilah wisata minat khusus. Wisata minat khusus adalah suatu konsep yang diterapkan di dalam pengembangan objek kunjungan wisata yang menekankan pada ketertarikan spesifik (special interest) seperti pendidikan, petualangan, arkeologi, ilmu pengetahuan, dan mungkin olah raga (Kusumayudha, 2004).

Setiap bentang alam di Indonesia itu unik. Keunikan itu bisa dari berbagai sisi: morfologi, geologi, hidrologi, biologi, pertanian, dan mungkin sosial-budaya penduduknya. Kenyataannya, perbedaan cara hidup masyarakat suatu wilayah tidak hanya dipengaruhi oleh kelompok sukunya, tetapi dipengaruhi pula oleh bentang alamnya. Sebagai contoh, meskipun berasal dari suku yang sama, cara hidup masyarakat di kawasan karst akan berbeda dengan cara hidup masyarakat di dataran rendah non karst. Hal ini menjadi salah satu daya tarik wisata minat khusus suatu destinasi wisata.

Pengembangan destinasi wisata di Indonesia dengan konsep ekowisata yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat menjadi konsep yang dirasa sangat tepat untuk pengembangan daya saing pariwisata Indonesia. Hal ini pun harus menjadi konsen pemerintah dalam pengembangan lima kawasan destinasi wisata superprioritas melalui konsep pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang disusun.

Secara normatif, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, strategi pembangunan wilayah-wilayah KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) adalah dengan konsep pengembangan ekowisata. Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, yang dimaksud sebagai ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang memperhatikan secara sekaligus, unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Dalam konsep ekowisata, keterlibatan masyarakat mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan sangat dikedepankan.

Tujuan utama pengembangan KSPN hanya bisa berhasil jika ditopang oleh tiga pilar utama: (1)  Pengembangan Atraksi (strategi promosi, perbaikan dan pengembangan lokasi wisata); (2) Pembangunan Aksesibilitas (infrastruktur fisik pendukung); (3) Amenitas (pendukung non fisik, perbaikan peraturan, penyediaan lahan, penginapan) (Cahyono dan Tim, 2017).

Contoh sukses pengembangan ekowisata di Indonesia bisa kita temukan pada  pengelolaan ekowisata Gunung Api Purba di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pleret, Kabupaten Gunungkidul. Kawasan ini pernah menerima penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award pada tahun 2018. Setelah satu tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2017 menerima penghargaan ASEAN Community Based Tourism. Kawasan Gunung Api Purba masuk sebagai bagian dari kawasan lindung karst Pegunungan Sewu. Kesuksesan pengelolaan ekowisata Gunung Api Purba terlihat dari dampak sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat. Disisi lain, kondisi alam kawasan ini sebagai kawasan lindung tetap terjaga dan terus dilestarikan ditengah tingginya kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.

Berkaca dari kesuksesan pengelolaan ekowisata Gunung Api Purba, kategori wisata yang mereka tawarkan adalah wisata minat khusus. Contoh kegiatannya adalah mendaki yang dapat pula disertai dengan penghijauan. Wisatawan juga bisa live in, dengan menyewa home stay milik masyarakat setempat. Kesuksesan pengelolaan Gunung Api Purba Nglanggeran sesungguhnya menunjukkan pada kita bahwa wisata minat khusus dengan konsep ekowisata pun memiliki nilai jual yang tinggi.

Bermacam kategori wisata minat khusus dapat dikedepankan, seperti geowisata, agrowisata, biowisata, atau lainnya tergantung potensi alam dan sosial budaya setempat. Tinggal mengemasnya secara rapi dan menarik, serta mempromosikannya. Konsep ekowisata ataupun wisata minat khusus sesungguhnya tak hanya bisa diterapkan untuk menjaga kelestarian alam, tetapi juga kelestarian budaya serta adat istiadat Indonesia yang sangat beragam.

Berdasarkan olah data yang dilakukan Badan Pusat Statistik selama kurun waktu 2016-2019 (bps.go.id), rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Indonesia dalah 8,87 hari atau sekitar sembilan hari. Waktu yang cukup lama yang bisa menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik yang membuat mereka betah untuk berlama-lama menikmati destinasi wisata di Indonesia. Meskipun tentu kita tidak boleh berpuas diri karena angka tersebut seharusnya masih bisa ditingkatkan.

Beberapa hal yang bisa menjadikan wisatawan mancanegara betah berlama-lama berwisata di Indonesia dan memiliki niat untuk suatu saat kembali berwisata ke Indonesia, diantaranya: 1) Keramahan masyarakat; 2) Kekayaan budaya serta adat istiadat; dan 3) Pesona keindahan alam Indonesia yang luar biasa yang tidak bisa ditemukan di negara lain menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi tingginya kunjungan wisatawan mancanegara dan lamanya masa tinggal mereka. Faktor-faktor “unik” tersebut menjadi pembeda suatu destinasi wisata dengan destinasi wisata lainnya yang tidak bisa ditiru atau diduplikasi. Keunikan-keunikan itulah yang sesungguhnya menjadi daya banding sekaligus daya saing destinasi wisata Indonesia. Sehingga hal-hal tersebut harus tetap dijaga.





Puncak Sosok


Masyarakat harus memiliki konsep pengembangan destinasi wisata yang unik yang sesuai dengan potensi wilayah. Jangan sampai tren selfie yang saat ini sedang menjamur termasuk dalam konteks berwisata di kalangan wisatawan menjadikan pengelola gelap mata sehingga melupakan keunikan yang dimiliki yang seharusnya ditonjolkan.

Disamping tiga hal tersebut, pelayanan perlu ditingkatkan berupa: 1) Jaminan keamanan, kesehatan dan keselamatan dengan suasana yang kondusif; 2) Fasilitas umum yang layak dan memadai serta terjaga kebersihannya; dan 3) Kemudahan dan kepastian aturan. (RAI)

Indonesia dan Destinasi Wisatanya: Mengelola Karunia Sang Pencipta (1)






Dunia mengakui banyak hal menarik dan unik yang hanya dimiliki Indonesia. Indonsia memiliki lebih dari 17.000 pulau menempatkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan alamnya yang melimpah. Indonesia dengan keberagamannya, Indonesia dengan kegotongroyongannya, Indonesia dengan budayanya, Indonesia dengan pemandangan alamnya, Indonesia dengan kekayaan kulinernya adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus kita syukuri sebagai keunikan lainnya yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Sayangnya, beberapa dari kita sendiri seringkali justru tidak memiliki kebanggaan atas hal tersebut.

Ketika melihat foto-foto pedesaan di luar negeri dengan pemandangan alamnya yang terbersit pastilah kekaguman. Bahkan mungkin seketika itu kita terpikir betapa beruntungnya negara mereka memiliki pemandangan seindah itu dan membuat yang melihatnya ingin sekali ke sana.

Padahal jika kita mau menjelajahi wilayah-wilayah di Indonesia, kita akan menemukan pemandangan yang luar biasa. Semakin banyak daerah tepian dan ‘pelosok’ yang kita datangi akan membuat kita semakin sadar bahwa tak perlu ke luar negeri untuk bisa menikmati pemandangan-pemandangan alam yang kita kagumi dan luar biasa indahnya. Menikmati keindahan dan merasakan kesejukan serta kedamaian. Selain itu, kita pun dapat merasakan pengalaman dan mendapat pengetahuan baru karena keberagaman yang ada dan tersebar di seluruh penjuru nusantara. Semua keunikan yang dimiliki Indonesia tersebut sesungguhnya sangat menarik untuk diulas dalam sebuah bahasan bertema destinasi wisata. 

Bepergian adalah salah satu cara untuk dapat mendatangi berbagai tempat yang ingin dinikmati. Bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya) merupakan pengertian wisata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id). Sementara tempat yang dituju disebut destinasi (kbbi.web.id). Menyegarkan kembali badan dan pikiran umumnya merupakan tujuan utama sebagian besar wisatawan berkunjung ke suatu destinasi wisata, disamping tujuan lainnya yang mungkin berbeda setiap orang.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya Kepariwisataan. Pada dasarnya, destinasi wisata dan destinasi pariwisata memiliki maksud yang sama, yaitu daerah tujuan wisata.

Dalam sebuah artikel berjudul “Mengembalikan Pamor Primadona Devisa” yang dipublikasikan pada tanggal 15 Februari 2021 oleh situs indonesia.go.id, disebutkan bahwa berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2015 pariwisata menempati urutan keempat penyumbang devisa terbesar setelah ekspor minyak dan gas bumi (migas), batubara, serta kelapa sawit. Lima tahun kemudian, yaitu pada tahun 2019, sektor pariwisata secara mengejutkan menempati posisi puncak sebagai penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia dengan pencapaian hingga USD20 miliar (Rp280 triliun) dan sebanyak 16,11 juta turis asing berduyun-duyun berwisata ke Indonesia.

Wonderful Indonesia dipilih sebagai jargon pariwisata Indonesia untuk menggambarkan luar biasanya daya tarik Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata dunia. Kesuksesan branding ini ditunjukkan dengan masuknya Wonderful Indonesia dalam daftar Top 10 Asia untuk kategori cuntry branding. Namun, benarkah Indonesia itu “Wonderful”?

Indonesia memiliki banyak ragam destinasi wisata, mulai dari wisata alam hingga budaya. Dengan 34 provinsi dan lebih dari 17.000 pulau, tak heran jika potensi pengembangan destinasi wisata masih sangat luas karena setiap provinsi maupun pulau-pulau tersebut memiliki keunikannya masing-masing. Tak hanya pulau, Indonesia juga terdiri atas banyak suku yang mendiaminya. Berdasarkan pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (bps.go.id), tercatat lebih dari 1.000 kategori suku terdata yang diantara diidentifikasi berdasarkan kebiasaan hidup serta bahasa yang digunakan. Suku-suku tersebut mendiami wilayah-wilayah tertentu yang tersebar di seluruh nusantara.

Saat ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menetapkan lima destinasi wisata superprioritas sebagai fokus pengembangan pariwisata yang sesungguhnya mewakili sebagian kecil dari keunikan Indonesia, yaitu Candi Borobudur yang berada di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Lukupang di Sulawesi Utara. Kelima destinasi wisata superprioritas tersebut dihuni oleh suku yang berbeda yang memiliki bahasa serta adat istiadat dan cara hidup yang berbeda.

1.    Candi Borobudur

Tempat ibadah umat Buddha yang megah yang dibangun pada sekitar tahun 800 Masehi yang berarti Candi Borobudur telah berusia lebih dari seribu tahun. Bahkan hingga saat ini, rasanya belum ada tempat ibadah umat Buddha yang sebesar dan semegah Candi Borobudur. Hal ini menempatkan Candi Borobudur sebagai cagar budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991 dan menjadi salah satu dari lima keajaiban dunia pada waktu itu.

2.    Danau Toba

Sebagai danau terluas di Indonesia dan di Asia Tenggara serta danau vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba tak hanya menyajikan pemandangan berupa hamparan danau, tetapi juga hamparan pegunungan yang hijau yang melengkapi keindahannya.

3.    Mandalika

Terletak bersebelahan dengan Pulau Bali, Pulau Lombok juga telah dikenal oleh dunia internasional sebagai pulau yang memiliki pantai-pantai yang indah, termasuk Mandalika. Mandalika merupakan sebuah kawasan wisata yang setidaknya memiliki lima pantai yang indah. Di Mandalika, tak hanya keindahan pantai dengan pasirnya yang sangat lembut yang disuguhkan. Perbukitan hijau yang bergelombang dengan pemandangan padang rumput yang sangat indah di sisi kanan dan kirinya, apalagi ketika dinikmati dari ketinggian. Tak hanya itu, keindahan bawah laut kawasan pantainya juga sangat sayang untuk dilewatkan.

4.    Likupang

Merupakan kawasan destinasi wisata yang menawarkan pemandangan pantai dengan pasir putih. Beberapa pantai yang indah berada di kawasan ini, diantaranya Pantai Pal dan Pantai Pulisan. Di kawasan ini juga ditemukan penyu hijau yang telah langka. Hal ini menjadi penanda masih terjaganya kelestarian alam di kawasan ini dan harus menjadi perhatian serius jika kelak kawasan ini telah benar-benar menjadi sebuah kawasan wisata yang mendunia, yaitu menjaga kelestarian alam. Air laut yang jernih dengan pesona bawah laut yang indah menjadikan Likupang tak kalah dengan Bunaken, destinasi wisata di Sulawesi Utara lainnya yang telah lebih dahulu mendunia dengan keindahan bawah lautnya.

5.    Labuan Bajo

Destinasi wisata ini berada di Pulau Komodo merupakan tempat hidup hewan langka yang hanya bisa ditemui di Indonesia bernama Komodo. Komodo dipercaya merupakan satu-satunya hewan purba yang masih hidup hingga saat ini. Pulau Komodo yang menjadi salah satu dari Tujuh Kejaiban Dunia Baru pun turut andil mengangkat nama Labuan Bajo dan menjadikan Labuan Bajo dengan keindahan bawah lautnya sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan mancanegara.

Destinasi-destinasi wisata tersebut hanyalah sedikit destinasi wisata yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Selain destinasi-destinasi tersebut, masih banyak destinasi lain yang tak kalah indah dengan keunikannya masing-masing. Apalagi Indonesia memiliki belasan ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang dihuni oleh suku yang berbeda. (RAI)