Embung Nglanggeran |
Jika kita lihat peta dunia secara keseluruhan akan kita lihat betapa Indonesia itu sebuah negara yang berbeda. Sebuah negara maritim, negara bahari sekaligus negara kepulauan yang luar biasa. Belum lagi kita berbicara tentang potensi non bendawi seperti budaya dan kekhasan warisan leluhur lainnya. Destinasi wisata yang telah sedikit kita ulas hanya sebagian kecil dari keindahan alam, kekayaan adat istiadat, budaya. Ditambah lagi kekayaan kuliner nusantara yang menjadi satu paket daya tarik wisata di Indonesia. Bayangkan saja jika kita mengulas sebanyak lebih dari tujuh belas ribu pulau yang dimiliki Indonesia. Apakah semua memiliki potensi wisata? Tentu saja, jika dikemas secara apik karena setiap pulau di Indonesia memiliki keunikannya masing-masing. Karena itulah, bagi dunia, Indonesia adalah mutiara tersembunyi di muka bumi. Maka pantaslah kita sebagai bangsa Indonesia merasa bangga menjadi bagian dari negara maritim terbesar di dunia ini. Atas semua karunia Tuhan tersebut, sangat pantas jargon “Wonderful Indonesia” disematkan untuk menjadi semangat, jiwa dan guna mempromosikan luar biasanya Indonesia sebagai sebuah destinasi wisata.
Dengan banyaknya destinasi wisata unik dan menarik di Indonesia dengan kemasannya masing-masing, tak heran jika pariwisata menjadi penyumbang divisa terbesar bagi negara Indonesia. Bahkan sektor pariwisata dapat mengalahkan pertambangan dan perkebunan. Apalagi sektor pariwisata mempunyai “efek domino” yang besar dalam perekonomian. Lagi-lagi perlu menjadi catatan penting bahwa kelestarian alam dan kesejahteraan serta keterlibatan masyarakat lokal dengan rasa memiliki dalam kebersamaan yang kuat perlu dikedepankan. Elemen alam dan keunikan sosial budaya masyarakat tersebutlah yang menjadi kekhasan pariwisata di Indonesia, tidak bisa ditiru oleh negara lain serta dapat menjaga keberlanjutan pariwisata itu sendiri. Tentu saja pengawasan dan pendampingan oleh pemerintah tetap perlu dilakukan agar pengelolaannya tetap profesional.
Pandemi yang berlangsung hampir dua tahun terakhir ini di seluruh dunia tidak bisa dipungkiri berdampak sangat besar terhadap dunia pariwisata termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan wisatawan mancanegara selama periode Januari-April 2021 menurun drastis sebesar 81,78 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (BPS, 2021). Mobilitas manusia yang sangat dibatasi dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 memang seperti buah simalakama. Virus yang disinyalir tidak akan hilang bahkan saat ini telah mengalami mutasi menjadi beberapa varian ini tentu harus menjadi renungan bagi kita semua untuk mencari solusi terbaik. Karena bagaimanapun, nyatanya hidup harus terus berjalan.
Beberapa upaya yang mungkin bisa dilakukan saat ini, diantaranya:
- Mendisiplinkan diri dan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan terutama 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus;
- Mempromosikan dan menggalakkan kembali pola hidup sehat di masyarakat. Jika kondisinya tidak memungkinan dilakukan seperti dahulu, seperti senam massal misalnya, bisa dicari alternatif lain yang lebih sesuai danmungkin dilakukan dengan kondisi saat ini untuk meningkatkan imunitas tubuh;
- Mencari bentuk alternatif wisata lain yang sesuai, seperti yang saat ini mulai berkembang yakni wisata virtual;
- Sembari menunggu kunjungan wisata memungkinkan untuk dilakukan dengan pola adaptasi yang sesuai, pemeritah beserta semua pemangku kepentingan perlu terus melalukan pendampingan serta peningkatan kapasitas bagi pelaku pariwisata melalui media-media yang memungkinkan. Hal ini juga sebagai bentuk optimisme untuk menyambut kemungkinan lonjakan kunjungan saat kondisi sudah membaik;
- Agar pelaku industri pariwisata tetap bisa mendapatkan penghidupan melalui pariwisata, dunia pariwisata perlu melebarkan sayap yang sebelumnya mengandalkan kunjungan wisata, kepada kegiatan yang berkaitan dengan media maupun produk-produk unggulan yang bisa dipasarkan secara daring hingga menjangkau seluruh dunia. Misalnya, berupa film atau sejenisnya, souvenir khas, makanan khas yang dapat tahan lama, dan lain sebagainya.
Penutup