Selasa, 21 Juli 2020

SISI LAIN KOTA JOGJA








Tulisan ini tentang sisi lain dari kota kelahiran, Kota Jogja. Kota yang kini telah mengalami banyak perubahan, yang pasti tambah padat. Jika banyak orang luar mungkin hanya mengenal Jogja dari sebuah kawasan bernama Malioboro, banyak hal dari Kota Jogja yang sesungguhnya menarik untuk dinikmati. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah kawasan padat penduduk di sepanjang sungai Code, sebuah sungai yang terletak tidak jauh dari Kawasan Malioboro.

Salah satu hal yang sangat menarik yang kemudian mendasari tulisan ini adalah salah satu jalan masuk menuju kawasan ini. Beberapa kali melewati sepintas kawasan ini dari trotoar dan melihat jalan masuknya terfikir sesuatu. Bukan warna warni tangganya, tetapi jalan menurun di tengah tangga tersebut. Jalan ini begitu sempit, ditambah lagi kondisinya yang cukup curam. Jalan kecil ini fungsinya apa ya? Apakah untuk sepeda atau sepeda motor? Kalau iya, merasa ‘wow’saja.


Kawasan yang sempat diabadikan sebagai gambar dalam tulisan ini hanya salah satu kampung di bantaran Sungai Code. Siang itu sempat menyusuri kampung di kawasan ini, meskipun hanya beberapa kampung saja. Sebagaimana gambaran kawasan bantaran sungai, perkampungan di kawasan ini merupakan perkampungan yang sangat padat dengan rumah-rumah yang saling berhimpitan. Jangankan halaman rumah, jalan-jalan di kampung ini sangat sempit. Namun menariknya masih ada ruang-ruang publik yang memang sangat kurang layak sebagai tempat berkumpul. Ruang publik tersebut selain kurang layak dari segi luasnya, juga dari segi penataan dan fasilitasnya. Namun sepertinya tidak mengurangi kebahagiaan warganya untuk bersosialisasi.

Kebetulan saat itu siang menjelang sore, jadi suasana sudah cukup ramai penduduk di luar rumah. Ada yang sekedar bersosialisasi di ruang publik, atau ngobrol santai dengan tetangga di depan rumah mereka, dan ada pula yang lalu lalang untuk melakukan aktifitas bersih-bersih termasuk membersihkan diri. Terlihat anak-anak mungkin sesusia SD memakai handuk dan membawa gayung berisi peralatan mandi berpapasan di jalan sempit di tepi sungai. Tidak berapa jauh kemudian ada 3 buah kamar mandi berjejer menghadap sungai. Di kawasan pemukiman ini ternyata ada kamar mandi umum. Tidak selang berapa lama, menemukan ada sebuah rumah menghadap ke sungai yang pintunya tarnyata di tembok kira-kira setinggi lutut. Tapi pintu rumah itu terbuka. Dan rata-rata,mungkin hamper semua rumah yang berada persis di tepi sungai Code ini memang menghadap ke sungai. Hal ini tentu sesuai dengan anjuran pemerintah untuk menjadikan sungai sebagai halaman depan. Mengapa? Karena jika dijadikan halaman depan rumah, diharapkan sungai akan selalu dijaga kebersihannya.


Di kawasan ini jugabanyakdijumpai masjid yang aktif digunakan warganya. Warga disini juga cukup peduli dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kampungnya. Hal ini bisa dirasakan pada saat beberapa tahun lalu menghadiri sebuah aktivitas kampung di kawasan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar