Tulisan ini tentang sisi
lain dari kota kelahiran, Kota Jogja. Kota yang kini telah mengalami banyak perubahan,
yang pasti tambah padat. Jika banyak orang luar mungkin hanya mengenal Jogja
dari sebuah kawasan bernama Malioboro, banyak hal dari Kota Jogja yang
sesungguhnya menarik untuk dinikmati. Salah satu yang cukup menarik perhatian
adalah kawasan padat penduduk di sepanjang sungai Code, sebuah sungai yang
terletak tidak jauh dari Kawasan Malioboro.
Salah satu hal yang
sangat menarik yang kemudian mendasari tulisan ini adalah salah satu jalan
masuk menuju kawasan ini. Beberapa kali melewati sepintas kawasan ini dari
trotoar dan melihat jalan masuknya terfikir sesuatu. Bukan warna warni
tangganya, tetapi jalan menurun di tengah tangga tersebut. Jalan ini begitu
sempit, ditambah lagi kondisinya yang cukup curam. Jalan kecil ini fungsinya
apa ya? Apakah untuk sepeda atau sepeda motor? Kalau iya, merasa ‘wow’saja.
Kawasan yang sempat diabadikan
sebagai gambar dalam tulisan ini hanya salah satu kampung di bantaran Sungai
Code. Siang itu sempat menyusuri kampung di kawasan ini, meskipun hanya
beberapa kampung saja. Sebagaimana gambaran kawasan bantaran sungai,
perkampungan di kawasan ini merupakan perkampungan yang sangat padat dengan
rumah-rumah yang saling berhimpitan. Jangankan halaman rumah, jalan-jalan di kampung
ini sangat sempit. Namun menariknya masih ada ruang-ruang publik yang memang
sangat kurang layak sebagai tempat berkumpul. Ruang publik tersebut selain kurang
layak dari segi luasnya, juga dari segi penataan dan fasilitasnya. Namun sepertinya
tidak mengurangi kebahagiaan warganya untuk bersosialisasi.
Kebetulan saat itu siang
menjelang sore, jadi suasana sudah cukup ramai penduduk di luar rumah. Ada yang
sekedar bersosialisasi di ruang publik, atau ngobrol santai dengan tetangga di
depan rumah mereka, dan ada pula yang lalu lalang untuk melakukan aktifitas
bersih-bersih termasuk membersihkan diri. Terlihat anak-anak mungkin sesusia SD
memakai handuk dan membawa gayung berisi peralatan mandi berpapasan di jalan
sempit di tepi sungai. Tidak berapa jauh kemudian ada 3 buah kamar mandi
berjejer menghadap sungai. Di kawasan pemukiman ini ternyata ada kamar mandi
umum. Tidak selang berapa lama, menemukan ada sebuah rumah menghadap ke sungai
yang pintunya tarnyata di tembok kira-kira setinggi lutut. Tapi pintu rumah itu
terbuka. Dan rata-rata,mungkin hamper semua rumah yang berada persis di tepi
sungai Code ini memang menghadap ke sungai. Hal ini tentu sesuai dengan anjuran
pemerintah untuk menjadikan sungai sebagai halaman depan. Mengapa? Karena jika
dijadikan halaman depan rumah, diharapkan sungai akan selalu dijaga
kebersihannya.
Di kawasan ini jugabanyakdijumpai masjid yang aktif digunakan warganya. Warga disini juga cukup peduli dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kampungnya. Hal ini bisa dirasakan pada saat beberapa tahun lalu menghadiri sebuah aktivitas kampung di kawasan ini.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar