Minggu, 05 Juli 2020

KARENA WAKTU TIDAK AKAN BERULANG SAMA PART #2 BERSAMA PEMBURU PENGINAPAN


       
     Cerita mengenai berburu kuliner bersamanya, teman baikku selama liburan tahun 2019 lalu sudah aku tulis. Mengikuti agenda wisata kulinernya ternyata cukup membuat perutku kewalahan juga. Aku pikir selama kurang lebih enam hari bersamanya sudah cukup membuat berat badanku naik. Ternyata sepertinya mungkin kurang lama, wait. Atau mungkin badanku saja yang bandel. Mungkin juga timbangannya yang kurang tepat. Entahlan.

Hal yang juga menarik untuk kami ceritakan tentu adalah tentang penginapan. Selama kurang lebih enam hari liburannya ke Jogja, ada tiga hotel yang akhirnya kami tinggali. Meskipun aku juga tidak setiap malam menemaninya menginap di hotel. Namun pada akhirnya dari ketiganya, ada satu hotel yang membuatnya ‘sreg’ dan berniat untuk memasukkan kedalam ‘rekomendasi’ nya jika kelak ke Jogja lagi.

Tidak berniat mereview, karena pada akhirnya nyaman atau tidak semua kembali kepada selera masing-masing. Kami hanya menyimpulkan saja berdasarkan selera kami. Ketiga hotel yang sempat kami inapi yaitu:

Cafe di Lantai Atas
Hotel Yellow Ambarukmo
     Yellow Ambarukmo, merupakan hotel yang diinapinya di hari  pertama. Hotel ini berada tepat di tepi jalan Jogja-Solo. Dari namanya sekilas aku sempat terkecoh, aku pikir hotel Ambarukmo namun ternyata bukan. Dan beda manajemen juga sepertinya. Namun lokasinya memang tidak jauh dari hotel Ambarukmo. Untuk yang menyukai suasana tenang, hotel ini sepertinya kurang rekomended disamping karena lokasinya yang berada tepat di tepi jalan utama. Namun sekali lagi, kembali kepada selera. Kelebihannya tentu adalah aksesnya yang mudah karena berlokasi tepat di tepi jalan utama tersebut. Yang cukup menarik juga dari hotel ini adalah café di lantai atasnya. Tapi jika pagi sepertinya sepi. Mungkin baru beroperasi malam, atau mungkin hanya pada malam-malam tertentu. Di hotel ini temenku hanya menginap sehari, karena ketika akan memperpanjang tiba-tiba harganya naik dan sepertinya sudah dibooking orang/pihak lain, karena tidak segera diperpanjang.

   
Ruang Makan di Alista Hotel  
    Alista Hotel (kalau tidak salah) adalah yang kedua. Hotel ini tidak terlalu besar. Mungkin karena itu dan karena penataannya juga, hotel ini jadi ‘homy’ seperti rumah sendiri. Mulai dari ruang depan, kamar tidur hingga ruang makannya. Atau mungkin juga karena lokasi yang membuat hotel ini jadi terasa lebih tenang dan 'homy'. Dan yang paling aku suka adalah ruang makannya. Hotel ini tidak jauh dari hotel pertama dan Ambarukmo Plaza. Namun lokasinya memang masuk kedalam gang, namun cukup terjangkau juga. Mobil juga dengan mudah masuk ke lokasi ini. Namun parkir hotel ini sepertinya memang kurang luas untuk ukuran hotel. Entah kalau hotel ini punya tempat parkir di lokasi lain.
·  
Hotel MM UGM, merupakan hotel ketiga atau terakhir dari perjalanannya berburu hotel pada liburannya kala itu. Yang menarik dari hotel ini adalah bahwa pihak hotel tidak menyediakan minuman botol di setiap kamar sebagaimana hotel pada umumnya. Namun disediakan botol kaca isi ulang beserta gelas. Setiap orang yang menginap dapat mengsisi sendiri botol kaca tersebut dengan air pada dispenser yang disediakan di lorong kamar hotel sesukanya. Hotel terakhir inilah yang membuat temenku jatuh hati. Selain tempatnya yang nyaman, dengan ukuran kamar seluas itu dibandingkan dengan harganya termasuk murah menurutnya. Apalagi kala itu sedang weekend.

Lorong Kamar di Hotel MM UGM

Itulah catatan singkat tiga hotel yang sempat kami inapi selama liburan kami kala itu. Rupanya selain berburu kuliner, tujuannya ke Jogja adalah juga berburu penginapan. Pikirku sih… Bagaimana tidak, dia rela bolak-balik, wira-wiri kata orang jawa, sambil mindah-mindah barang bawaan untuk berpindah-pindah hotel. Melihat kebingungannya, aku kadang malah geli sendiri dan akhirnya menjulukinya ‘Pemburu Penginapan’. Tapi kami menikmatinya. ‘Mumpung ke Jogja’ mungkin pikirnya. Dan dia seringkali merasa, mungkin liburan kali ini adalah liburan terakhir kami bareng-bareng sebagai single. Dan ternyata terbukti padanya. Tidak lama kemudian aku mendapatkan kabar teman baikku ini menikah. Yups, meskipun sedang pandemi Covid 19 niat baik tidak boleh ditunda ya. Memang hanya caranya saja yang dibuat sedemikian rupa agar aman dan nyaman bagi semua pihak. Selamat teman baikku!

Kita percaya bahwa tidak ada yang kebetulan, semua pasti sudah ALLAH rancang. Setiap momen memang harus kita nikmati, karena waktu dan peristiwa tidak akan pernah bisa berulang sama. Insyaa ALLAH sampai ketemu lagi teman baikku. “Jogja selalu Ngangenin” katamu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar