Kesan pertama berkunjung ke
pantai Sadeng biasa saja, kecuali hanyalah sebuah pantai yang dipenuhi dengan
perahu dan kapal-kapal kecil bermuatan ikan, mungkin hasil tangkapan. Ada juga
pos polisi yang dilengkapi dengan kapal patroli polisi laut berukuran kecil.
Kabar yang beredar, kebanyakan
yang bekerja di kawasan pantai Sadeng tersebut adalah pendatang. Sementara
penduduk lokal kurang berminat. Padahal pelabuhan tersebut cukup ramai dikunjungi
kapal bermuatan ikan. Maka sebenarnya, prospek bisnis perikanan dan pariwisata
kawasan ini cukup menjanjikan jika dapat dikelola secara profesional dan penuh
komitmen, terutama oleh penduduk lokal.
Saat berkunjung ke sana,
sebenarnya tidak terlihat ada yang istimewa dari lautnya kecuali tempat yang
dipenuhi dengan perahu atau kapal ikan yang sedang berlabuh dengan
orang-orangnya, dengan aktivitasnya masing-masing. Namun beberapa waktu
kemudian setelah berkunjung ke sana, tanpa sengaja menemukan tulisan yang menyebutkan
bahwa pantai Sadeng merupakan muara sungai Bengawan Solo Purba dilengkapi
dengan gambar-gambar sebagai bukti. Wow, ada ya sungai bengawan solo purba. Dan
tentu itu membuat saya penasaran untuk dapat berkunjung lagi ke sana dan
membuktikan.
Perjalanan dari kota Yogyakarta
ke pantai Sadeng membutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan kendaraan bermotor. Jadi
sebaiknya jika ke pantai ini, alangkah baiknya jika bisa diagendakan sekaligus
mengunjungi pantai lain yang berdekatan, yang ada di sepanjang selatan kawasan
Kabupaten Gunungkidul. Tapi jika hanya sekedar mampir jika kebetulan ada urusan
keluarga atau pekerjaan, boleh juga. (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar