| Kawasan Pegunungan Sewu pada puncak kemarau |
Pernah dengar tentang Pegunungan Sewu? Penulis sendiri baru akrab dengan istilah ini sekitar tahun 2011, saat mulai menjelajah bagian selatan Kabupaten Gunungkidul. Tentang pegunungan kapur sebenarnya sudah lama mendengar, saat masih SD.
1. Tepi Telaga
Telaga menjadi salah satu yang unik di kawasan Karst. Jika di kawasan lain kita menjumpai sungai sebagai air permukaan, di kawasan Karst telaga muncul sebagai air permukan. Bentuk sumber air ini lebih seperti danau, tidak seperti sungai yang mengalir. Telaga cukup mudah dijumpai di kawasan karst karena jumlahnya cukup banyak. Bahkan di setiap desa dapat kita jumpai lebih dari 2 telaga.
Namun ironis, sebagian besar telaga ini akan mengering pada musim kemarau. Jadi gak bisa jadi sumber air deh. Nah, telaga - telaga ini akan kembali terisi pada musim hujan dengan turunnya hujan. Malah jadi lebih terkesan sebagai tempat penampungan air hujan ya, padahal aslinya telaga ini adalah sumber air. Itulah salah satu keunikannya, saat kemarau akan terlihat hamparan lahan kering kerontang yang luas dan saat musim hujan akan terlihat hamparan genangan air yang juga luas. Pemandangan tersebut dikombinasi dengan perbukitan yang mengelilinginya, memberikan sensasi tersendiri untuk dinikmati melalui tepi telaga. Namun masyarakat di beberapa lokasi telaga saat ini sudah mulai sadar untuk berupaya menyelamatkan fungsi telaga tersisa melalui cara - cara tradisional atau yang dikenal sebagai kearifan lokal. Kegiatan - kegiatan tersebut menjadi keunikan lain kawasan ini.
2. Puncak Bukit
Dimana - mana kalau ada di puncak memang terasa nikmat melihat pemandangan luas di sekitar. Namun berada di puncak bukit di Pegunungan Sewu akan ada pemandangan yang berbeda. Pemandangan yang akan terlihat adalah hamparan puncak - puncak bukit yang jumlahnya sangat banyak. Karena itulah disebut Pegunungan Sewu. Sewu adalah bahasa jawa yang dalam terjemahan bahasa Indonesia berarti seribu. Jumlahnya juga belum tentu tepat seribu, bisa lebih banyak atau bahkan kurang. Namun sebutan tersebut hanya untuk menggambarkan betapa banyaknya pegunungan batu kapur di sana.
3. Kawasan Pemukiman
Uniknya pemukiman di kawasan Pegunungan Sewu dapat dilihat dari letak rumah - rumah penduduk berada di bukit atau diantara bukit. Akan dapat ditemukan sebuah perkampungan bertingkat. Jadi bila berada di sebuah jalan, mungkin di sebelah kiri jalan akan kita temukan perumahan berada lebih rendah dari jalan namun di sebelah kanan jalan perumahan berada lebih tinggi dari jalan, atau bisa sebaliknya. Unik bukan?
4. Persawahan
Titik lain yang unik dan berbeda di kawasan karst adalah persawahannya. Oh ya? Jawabannya iya. Bayangan kebanyakan orang tentang persawahan di Indonesia pastilah hamparan tanaman padi yang luas sejauh mata memandang, terutama saat musim hujan. Di kawasan Pegunungan Sewu, yang akan dijumpai adalah hamparan sawah yang didominasi oleh tanaman jagung. Rata - rata masyarakat di sana menanami satu petak sawahnya dengan berbagai jenis tanaman atau istilah pertaniannya adalah tumpang sari. Uniknya, dalam satu petak sawah yang tidak luas bisa kita temukan lebih dari dua jenis tanaman, biasanya terdiri dari padi, jagung, kacang tanah atau kacang panjang dan ubi kayu yang hidup berdampingan secara damai.
Semua ini bukan tanpa perhitungan. Umumnya masyarakat akan menanam semua tanaman tersebut pada saat masih ada hujan (musim hujan) untuk memaksimalkan pemanfaatan air hujan. Maklum, kawasan karst memiliki akses yang sulit terhadap air. Hal ini mempengaruhi pertaniannya. Karena umur masing - masing jenis tanaman tersebut berbeda dan diatur waktu tanamnya, maka petani di kawasan tersebut dapat memiliki berbagai hasil panen sepanjang tahun dengan hanya menanam pada musim hujan. 'Ide hebat' adalah kalimat yang terlintas saat pertama kali mendengar penjelasan itu. Jadi, kondisi sulit memang sering kali membuat manusia lebih kreatif ya.
| Hamparan hijau Kawasan Pegunungan Sewu pada musim hujan |
5. Hutan Jati
Apa yang menarik dari hutan jati di kawasan ini? Gak ada sih (loh). Ya sama seperti hutan jati pada umumnya, akan gersang pada puncak musim kemarau karena kehilangan hampir seluruh daunnya akibat digugurkan (ups). Hanya ingin menyampaikan saja, bahwa di kawasan karst akan banyak ditemukan hutan jati. Hal ini menambah suasana gersang kawasan ini saat musim kemarau, terutama saat memasuki puncaknya. Namun saat musim hujan, kawasan ini akan menjadi hamparan hutan jati yang hijau menyatu dengan hijaunya persawahan dan ladang warga.
6. Goa
Untuk menemukan keunikan lain kawasan Pegunungan Sewu adalah dengan mengenal goa nya. Seperti banyak ditemukan pada goa - goa di kawasan lain, beberapa goa di kawasan ini juga memiliki cerita sejarah purbakala. Dua hal yang membedakan dengan goa di kawasan lain, susunan dinding goa di Pegunungan Sewu batuannya didominasi batuan kapur maupun batu padas selain juga adanya sungai bawah tanah. Jumlah goa di Pegunungan Sewu pun cukup banyak. Karenanya kawasan karst juga sering disebut kawasan seribu goa, selain dikenal sebagai kawasan seribu gunung (sehingga disebut Pegunungan Sewu). Tipe goa di Pegunungan Sewu dibedakan menjadi 2, yaitu vertikal dan horisontal. Apa bedanya? Ya sesuai judulnya, yang satu vertikal dan yang satunya horisontal, he.
7. Sungai
Ternyata kawasan karst Pegunungan Sewu pun memiliki sungai. Jika merasa pernah ke kawasan karst dan tidak menemukan sungai mengalir di permukaan sebagaimana ditemukan di kawan lain, berarti kamu benar sedang berada di kawasan karst. Kawasan karst Pegunungan Sewu memiliki banyak sungai yang mengalir di dalam goa sebagai sungai bawah tanah. Air sungai bawah tanah ini terkenal melimpah, jernih dan segar. Namun untuk mencapainya memang butuh perjuangan. Kamu harus bisa menemukan goa yang di dalamnya terdapat sungai bawah tanah, dan itu tidak mudah. Kecuali kamu punya kenalan warga setempat yang bisa memberikan petunjuk bagus, atau bisa juga mengandalkan mesin pencarian di internet. Hanya saja tidak semua goa ber sungai sudah masuk dalam mesin pencarian, karena begitu banyaknya goa di kawasan ini.
Setelah menemukan sungainya, langkah selanjutnya memasuki goa. Lagi - lagi ini tidak mudah, karena ketika memasuki pintu goa akan langsung disambut batuan - batuan kapur yang terjal. Kecuali jika sudah terbiasa melakukan caving (susur goa), atau paling tidak ditemani oleh orang yang sudah berpengalaman.
8. Pantai
Tebing - tebing terlihat berdiri angkuh mengelilingi pantai di kawasan ini. Pantai di kawasan karst terkenal memiliki panorama lepas pantai yang bagus. Akan dapat dijumpai batuan - batuan besar dengan tipe menyerupai pegunungan - pegunungan yang ditemukan di daratan Pegunungan Sewu. Atau ada yang menyebutnya sebagai pulau, karena ditemukan terpisah dari pantai dan di tengah - tengah air laut. Airnya pun jernih, setidaknya sampai detik ini. Di Pegunungan Sewu, tebing - tebing tidak hanya dijumpai di kawasan pantai namun juga dapat ditemukan di beberapa titik di tepian jalan raya.
Itulah 8 titik yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati keindahan dan keunikan Pegunungan Sewu. Jadi lebih baik kita nikmati keindahannya bukan? Dari pada merusaknya. Penambangan dan aktivitas merusak lainnya akan merusak kawasan ini. Salah satu dampak buruknya adalah kita akan kehilangan berbagai keunikan Pegunungan Sewu. Apalagi kawasan ini telah didaftarkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu warisan dunia. Ini akan menjadi salah satu kebanggaan kita dan akan mensejahterakan masyarakat terutama di kawasan tersebut tentunya. Jadi, yuk kita jaga bareng - bareng (rai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar