Minggu, 23 Agustus 2015

8 HAL YANG DAPAT DIPELAJARI DI DESA MARGODADI, SEYEGAN (DESA WISATA GROGOL)

Kolam 'Mata Air', salah satu daya tarik wisata dan pemandangan alam di Padukuhan Grogol


Di tengah hiruk pikuk dunia modern tidak bisa dipungkiri ada nuansa yang dirindukan, nuansa asri nan sejuk pedesaan khas Indonesia. Dimanakah kita dapat menemukan suasana itu di jaman seperti sekarang? Pembangunan yang sangat pesat telah begitu cepat merubah kawasan pedesaan menjadi kawasan sub urban, yang ramai dengan pemukiman dan kehidupan modern.

Tapi tenang! Setelah pada tulisan terdahulu telah dibahas mengenai potensi ubi kayu yang besar di sebuah desa di Kabupaten Gunungkidul bernaman Desa Semugih, kali ini kita akan berkenalan dengan sebuah desa di Kabupaten Sleman bernama Desa Margodadi. Desa ini berada di Kecamatan Seyegan. Salah satu potensi wisata di desa ini telah dimasukkan dalam buku Panduan Wisata Sleman sebagai salah satu desa wisata bernama Desa Wisata Grogol dengan daya tarik utama adalah upacara Tuk Si Bedhug. Grogol sebenarnya adalah nama sebuah padukuhan atau dusun di Desa Margodadi. Upacara Tuk Si Bedhug sendiri merupakan upacara adat desa yang hanya diadakan setahun sekali biasanya setiap bulan Juli.

Namun sebenarnya, banyak daya tarik lain di desa ini yang bisa dinikmati. Selain nuansa pedesaan yang masih sangat terasa dengan hamparan sawah dan ladang yang hijau, desa dengan 17 pakuhan ini memiliki berbagai daya tarik lain sebagai sebuah kawasan pedesaan yang terintegrasi mulai dari pengelolaan potensi pertanian, perikanan dan peternakan sampai industri rumah tangganya. Berbagai aktivitas tersebut dapat dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata studi maupun untuk sekedar melepas penat, didukung dengan berbagai atraksi budaya maupun pemandangan alamnya. Setidaknya ada 8 hal menarik yang dapat kita pelajari di Desa Margodadi, diantaranya:

1. Aktivitas Peternakan

Peternakan unggas hingga sapi yang dikelola secara profesional, baik sebagai usaha kelompok maupun individu dapat dengan mudah kita temukan di sini. Usaha peternakan ini dapat kita temukan diantara hamparan sawah warga, dalam bentuk kandang komunal. Salah satu nya dapat kita temukan di Padukuhan Druju. Namun juga dapat kita temukan di padukuhan lainnya

Kandang komunal adalah kandang sapi yang dikelola secara kelompok. Sapi - sapi yang ada di kandang komunal tersebut merupakan milik pribadi anggota kelompok yang adalah penduduk setempat. Pengelolaan kandang komunal atau kandang kelompok ini dilakukan secara kelompok, mulai dari pembagian jadwal jaga hingga pengolahan kotoran ternaknya. Salah satu tujuan sapi - sapi ini di 'lokalisasi' adalah agar kandang tidak berada di pekarangan rumah, sehingga lingkungan pemukiman diharapkan bisa lebih sehat. Di kandang komunal ini, kotoran dari semua sapi di lokasi tersebut ditampung dalam satu tempat untuk kemudian diolah menjadi biogas dan pupuk organik, baik cair mauppun padat.

Peternakan unggas terutama ayam, juga dapat dengan mudah ditemukan di kawasan persawahan warga di desa ini. Salah satunya ada di Padukuhan Grogol. Berbeda dengan kandang komunal bagi peternakan sapi yang dikelola secara kelompok, peternakan unggas umumnya merupakan peternakan komersil yang dimiliki secara individu. Selain itu terdapat pula kandang kelompok untuk peternakan kambing.

2. Aktivitas Pertanian

Tidak berbeda dengan desa pada umumnya, aktivitas pertanian menjadi aktivitas yang menonjol di Desa Margodadi. Hal ini bisa dilihat dari masih luasnya hamparan persawahan di desa ini. namun tidak hanya itu, aktivitas lain seperti penggilingan dan penjemuran padi juga dapat dengan mudah ditemukan di desa ini. Beberapa petak sawah juga menjadi demplot penelitian dinas terkait.

Penggilingan padi, salah satu aktivitas pertanian di Padukuhan Jagalan


Meskipun tidak jauh berbeda dengan kondisi persawahan pada umumnya, pastilah ada sesuatu yang berbeda yang akan kita temukan dan rasakan ketika berada di lokasi persawahan di desa ini. Terutama di beberapa titik lokasi, salah satunya di Padukuhan Grogol tepatnya di jalur persawahan menuju 'Mata Air' yang saat ini sudah dikembangkan sebagai objek wisata. Lokasinya yang berbukit dan berlembah memberikan kesan tersendiri ketika melewatinya. Nah, jika ingin sekedar mencicipi sensasi kehidupan petani tradisional bisa juga memesan atraksi membajak sawah dan menumbuk padi. Pengelola Desa Wisata di tempat ini akan menyediakan fasilitas tersebut, termasuk pendampingnya.

3. Aktivitas Perikanan

Selain pertanian dan peternakan, perikanan juga cukup menonjol di desa ini dengan banyaknya warga yang memiliki beberapa petak kolam pemancingan ikan. Pada waktu - waktu tertentu di kolam ini akan diadakan lomba memancing, namun tak jarang ikan hasil pembesaran ini dijual atau dikonsumsi sendiri. Salah satu yang sudah cukup maju dan dikembangkan secara kelompok terdapat di Padukuhan Japanan

Potensi ini sepertinya belum digali secara maksimal, namun menjadi potensi menjanjikan yang dimiliki desa ini terutama untuk mendukung pariwisata yang sudah mulai dikembangkan di Desa Margodadi. Pengembangan potensi perikanan tidak hanya dalam bentuk kuliner, namun juga atraksi memancing ataupun menangkap ikan yang akan disediakan oleh pengelola Desa Wisata di desa ini, sesuai pesanan.

4. Aktivitas Industri

Keberadaan industri rumah tangga di pedesaan mungkin merupakan hal yang biasa. Menariknya industri di Desa Margodadi adalah keberadaan industri pembuatan genteng dan batu bata skala rumah tangga. Industri ini cukup banyak ditemukan di sini, dapat ditemukan di seluruh padukuhan. Jumlah yang tergolong banyak saat ini sebenarnya sudah jauh berkurang jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Kecamatan Seyegan memang sudah lama dikenal sebagai pusat industri genteng dan batu bata, salah satunya di Desa Margodadi. Industri lain yang juga dikembangkan adalah industri lidi bambu. Namun pasokan bahan baku berupa tanaman bambu saat ini memang cukup menjadi kendala perkembangan industri ini. Demikian pula dengan industri pembuatan genteng dan batu bata yang juga terkendala ketersediaan bahan baku, berupa tanah yang biasanya diambil dengan mengeruk kebun atau bukit.

Bentuk bangunan tempat pembakaran batu - bata (dan genteng) yang sudah dicetak di Padukuhan Kandangan 


5. Mata Air 'Tuk'

Di awal tulisan ini telah disinggung mengenai 'Tuk Si Bedhug'. Tuk sebenarnya adalah mata air yang memancar keluar dari dalam tanah dengan sendirinya. Di Desa Margodadi terdapat beberapa tuk, selain Tuk Si Bedhug yang terdapat di Padukuhan Mranggen, terdapat pula beberapa 'Tuk' di padukuhan lainnya. Salah satunya di Padukuhan Grogol yang dikembangkan sebagai objek wisata. Dari semua mata air tersebut, mata air (tuk) di Padukuhan Grogol memiliki daya tarik tersendiri. Mata air ini telah ditata secara apik selain juga letaknya yang menyebabkan kita dapat melihat pemandangan yang menyejukkan hati dari sini. Pemandangan khas pedesaan diantara hampara sawah yang luas dengan jalan setapak sungguh sensasi tersendiri dalam perjalanan menuju mata air ini. Di sepanjang jalan setapak itupun, dapat ditemukan beberapa titik keluarnya air dari tanah. Di sekitar mata air ini juga sudah didirikan gubuk - gubuk yang sangat nyaman digunakan untuk bersantai.

Keberadaan mata air ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan baru, terutama tentang mata air. Karena tidak banyak materi yang membahas mengenai jenis mata air bernama 'Tuk' ini. Disamping itu, di kawasan ini disediakan pula sarana outbond oleh pengelola yang dapat dijadikan sarana mengasah kekompakan tim.

6. Sejarah - Kebudayaan

Keberadaan situs budaya sendiri secara visual sebenarnya tidak cukup menarik. Namun ternyata keberadaannya menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Situs tersebut merupakan sebuah bangunan yang oleh masyarakat setempat disebut 'Ketandan', diyakini sebagai peninggalan Sunan Kalijaga. Situs ini biasanya menjadi titik pemberhentian terakhir dari upacara adat 'Tuk Si Bedhug' yang dimulai dari mata air 'Tuk Si Bedhug'.

7. Kesenian dan Kebudayaan

Membatik sebagai salah satu aktivitas pelestarian budaya dan kegiatan ekonomi masyarakat di Padukuhan Grogol


Kesenian dan kebudayaan cukup terpelihara di desa ini. Beberapa diantaranya pembuatan gamelan, wayang kulit dan batik tulis. Disamping itu juga banyak berdiri sanggar - sanggar seni yang tersebar hampir di setiap padukuhan. Sebagai sebuah desa yang sudah berkembang menjadi Desa Wisata, atraksi seni dan budaya dapat dipesan sebagai paket wisata, tentu dengan membayar sejumlah uang tergantung jenis atraksi kesenian dan keterampilan seni dan budaya tersebut. Apakah membatik atau belajar memainkan gamelan, atau sekedar memesan pertunjukan wayang kulit, jathilan dan atraksi kesenian lainnya.

8. Kehidupan Pedesaan

Bagi yang berasal dari luar daerah atau hanya ingin sekedar merasakan kehidupan di pedesaan, di desa ini telah disediakan homestay yang dapat dipesan pada pengelola wisata, Desa Wisata Grogol. Tinggal atau menetap sementara untuk beberapa hari di desa ini, terutama bagi yang suka berpetualang tentu akan menemukan banyak hal baru tentang kehidupan lain di luar kehidupan kota. Dengan kondisi udara yang masih sejuk terutama di pagi hari, Anda dapat sekedar berjalan - jalan menikmati pagi sambil tracking di kawasan pemukiman hingga persawahan yang dapat Anda lakukan secara gratis. Tentu untuk homestay nya dikenakan biaya dong, namun Anda akan dijamu seperti ketika berada di penginapan pada umumnya. Bedanya, yang akan Anda untungkan dengan tinggal di homestay milik warga setempat tentu adalah masyarakat lokal dengan modal kecil atau yang sering disebut dengan UMKM. Bukankan jasa penginapan juga termasuk jenis usaha? Nah, menjelang siang hingga sore harinya, Anda dapat berjalan - jalan menyaksikan berbagai aktivitas sosial - ekonomi masyarakat. Di malam hari, Anda dapat bersosialisasi dengan tetangga atau pemilik rumah. Hitung - hitung menambah keluarga, bukan?

Demikian tadi 8 aktivitas yang dapat kita pelajari jika berkunjung ke Desa Margodadi, disamping merupakan daya tarik desa ini. Semua daya tarik dan sumber pengetahuan tersebut dapat dinikmati dalam satu desa. Tentu perlu memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk dapat menikmati semua daya tarik tersebut. Jadi tidak akan rugi untuk meluangkan waktu sedikit lebih lama di Desa Margodadi ini.

Semoga informasi tadi dapat menambah wawasan dan referensi traveller. Atau bagi komunitas dan lembaga - lembaga pendidikan, kunjungan wisata belajar ke desa ini juga patut dicoba. Selamat mencoba! (rai).





Jumat, 14 Agustus 2015

8 TITIK UNTUK MENIKMATI KEUNIKAN KAWASAN PEGUNUNGAN SEWU (KAWASAN SERIBU GUNUNG)

Kawasan Pegunungan Sewu pada puncak kemarau

Pernah dengar tentang Pegunungan Sewu? Penulis sendiri baru akrab dengan istilah ini sekitar tahun 2011, saat mulai menjelajah bagian selatan Kabupaten Gunungkidul. Tentang pegunungan kapur sebenarnya sudah lama mendengar, saat masih SD.

Kawasan Pegunungan Sewu merupakan kawasan karst, pegunungannya didominasi oleh batuan kapur. Kawasan ini sebenarnya kawasan yang dilindungi, namun banyak ditambang. Bahkan di Kecamatan Ponjong dan sekitarnya, dapat ditemui pegunungan yang hampir rata dengan tanah, alias sudah hilang bentuk gunung dan musnah batuan kapurnya. Kenapa dilindungi? Tentu karena fungsi dan keunikan nya, baik secara fisik batu kapurnya maupun visual kawasannya. Harus tahu titik - titik yang bagus memang untuk benar - benar bisa menikmati pemandangan Pegunungan Sewu Gunungkidul. Berikut titik - titik yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati pemandangan unik Pegunungan Sewu:

1. Tepi Telaga

Telaga menjadi salah satu yang unik di kawasan Karst. Jika di kawasan lain kita menjumpai sungai sebagai air permukaan, di kawasan Karst telaga muncul sebagai air permukan. Bentuk sumber air ini lebih seperti danau, tidak seperti sungai yang mengalir. Telaga cukup mudah dijumpai di kawasan karst karena jumlahnya cukup banyak. Bahkan di setiap desa dapat kita jumpai lebih dari 2 telaga.

Namun ironis, sebagian besar telaga ini akan mengering pada musim kemarau. Jadi gak bisa jadi sumber air deh. Nah, telaga - telaga ini akan kembali terisi pada musim hujan dengan turunnya hujan. Malah jadi lebih terkesan sebagai tempat penampungan air hujan ya, padahal aslinya telaga ini adalah sumber air. Itulah salah satu keunikannya, saat kemarau akan terlihat hamparan lahan kering kerontang yang luas dan saat musim hujan akan terlihat hamparan genangan air yang juga luas. Pemandangan tersebut dikombinasi dengan perbukitan yang mengelilinginya, memberikan sensasi tersendiri untuk dinikmati melalui tepi telaga. Namun masyarakat di beberapa lokasi telaga saat ini sudah mulai sadar untuk berupaya menyelamatkan fungsi telaga tersisa melalui cara - cara tradisional atau yang dikenal sebagai kearifan lokal. Kegiatan - kegiatan tersebut menjadi keunikan lain kawasan ini.

2. Puncak Bukit

Dimana - mana kalau ada di puncak memang terasa nikmat melihat pemandangan luas di sekitar. Namun berada di puncak bukit di Pegunungan Sewu akan ada pemandangan yang berbeda. Pemandangan yang akan terlihat adalah hamparan puncak - puncak bukit yang jumlahnya sangat banyak. Karena itulah disebut Pegunungan Sewu. Sewu adalah bahasa jawa yang dalam terjemahan bahasa Indonesia berarti seribu. Jumlahnya juga belum tentu tepat seribu, bisa lebih banyak atau bahkan kurang. Namun sebutan tersebut hanya untuk menggambarkan betapa banyaknya pegunungan batu kapur di sana.

3. Kawasan Pemukiman

Uniknya pemukiman di kawasan Pegunungan Sewu dapat dilihat dari letak rumah - rumah penduduk berada di bukit atau diantara bukit. Akan dapat ditemukan sebuah perkampungan bertingkat. Jadi bila berada di sebuah jalan, mungkin di sebelah kiri jalan akan kita temukan perumahan berada lebih rendah dari jalan namun di sebelah kanan jalan perumahan berada lebih tinggi dari jalan, atau bisa sebaliknya. Unik bukan?

4. Persawahan

Titik lain yang unik dan berbeda di kawasan karst adalah persawahannya. Oh ya? Jawabannya iya. Bayangan kebanyakan orang tentang persawahan di Indonesia pastilah hamparan tanaman padi yang luas sejauh mata memandang, terutama saat musim hujan. Di kawasan Pegunungan Sewu, yang akan dijumpai adalah hamparan sawah yang didominasi oleh tanaman jagung. Rata - rata masyarakat di sana menanami satu petak sawahnya dengan berbagai jenis tanaman atau istilah pertaniannya adalah tumpang sari. Uniknya, dalam satu petak sawah yang tidak luas bisa kita temukan lebih dari dua jenis tanaman, biasanya terdiri dari padi, jagung, kacang tanah atau kacang panjang dan ubi kayu yang hidup berdampingan secara damai.

Semua ini bukan tanpa perhitungan. Umumnya masyarakat akan menanam semua tanaman tersebut pada saat masih ada hujan (musim hujan) untuk memaksimalkan pemanfaatan air hujan. Maklum, kawasan karst memiliki akses yang sulit terhadap air. Hal ini mempengaruhi pertaniannya. Karena umur masing - masing jenis tanaman tersebut berbeda dan diatur waktu tanamnya, maka petani di kawasan tersebut dapat memiliki berbagai hasil panen sepanjang tahun dengan hanya menanam pada musim hujan. 'Ide hebat' adalah kalimat yang terlintas saat pertama kali mendengar penjelasan itu. Jadi, kondisi sulit memang sering kali membuat manusia lebih kreatif ya.

Hamparan hijau Kawasan Pegunungan Sewu pada musim hujan 

5. Hutan Jati

Apa yang menarik dari hutan jati di kawasan ini? Gak ada sih (loh). Ya sama seperti hutan jati pada umumnya, akan gersang pada puncak musim kemarau karena kehilangan hampir seluruh daunnya akibat digugurkan (ups). Hanya ingin menyampaikan saja, bahwa di kawasan karst akan banyak ditemukan hutan jati. Hal ini menambah suasana gersang kawasan ini saat musim kemarau, terutama saat memasuki puncaknya. Namun saat musim hujan, kawasan ini akan menjadi hamparan hutan jati yang hijau menyatu dengan hijaunya persawahan dan ladang warga.

6. Goa

Untuk menemukan keunikan lain kawasan Pegunungan Sewu adalah dengan mengenal goa nya. Seperti banyak ditemukan pada goa - goa di kawasan lain, beberapa goa di kawasan ini juga memiliki cerita sejarah purbakala. Dua hal yang membedakan dengan goa di kawasan lain, susunan dinding goa di Pegunungan Sewu batuannya didominasi batuan kapur maupun batu padas selain juga adanya sungai bawah tanah. Jumlah goa di Pegunungan Sewu pun cukup banyak. Karenanya kawasan karst juga sering disebut kawasan seribu goa, selain dikenal sebagai kawasan seribu gunung (sehingga disebut Pegunungan Sewu). Tipe goa di Pegunungan Sewu dibedakan menjadi 2, yaitu vertikal dan horisontal. Apa bedanya? Ya sesuai judulnya, yang satu vertikal dan yang satunya horisontal, he.

7. Sungai

Ternyata kawasan karst Pegunungan Sewu pun memiliki sungai. Jika merasa pernah ke kawasan karst dan tidak menemukan sungai mengalir di permukaan sebagaimana ditemukan di kawan lain, berarti kamu benar sedang berada di kawasan karst. Kawasan karst Pegunungan Sewu memiliki banyak sungai yang mengalir di dalam goa sebagai sungai bawah tanah. Air sungai bawah tanah ini terkenal melimpah, jernih dan segar. Namun untuk mencapainya memang butuh perjuangan. Kamu harus bisa menemukan goa yang di dalamnya terdapat sungai bawah tanah, dan itu tidak mudah. Kecuali kamu punya kenalan warga setempat yang bisa memberikan petunjuk bagus, atau bisa juga mengandalkan mesin pencarian di internet. Hanya saja tidak semua goa ber sungai sudah masuk dalam mesin pencarian, karena begitu banyaknya goa di kawasan ini.

Setelah menemukan sungainya, langkah selanjutnya memasuki goa. Lagi - lagi ini tidak mudah, karena ketika memasuki pintu goa akan langsung disambut batuan - batuan kapur yang terjal. Kecuali jika sudah terbiasa melakukan caving (susur goa), atau paling tidak ditemani oleh orang yang sudah berpengalaman.

8. Pantai

Tebing - tebing terlihat berdiri angkuh mengelilingi pantai di kawasan ini. Pantai di kawasan karst terkenal memiliki panorama lepas pantai yang bagus. Akan dapat dijumpai batuan - batuan besar dengan tipe menyerupai pegunungan - pegunungan yang ditemukan di daratan Pegunungan Sewu. Atau ada yang menyebutnya sebagai pulau, karena ditemukan terpisah dari pantai dan di tengah - tengah air laut. Airnya pun jernih, setidaknya sampai detik ini. Di Pegunungan Sewu, tebing - tebing tidak hanya dijumpai di kawasan pantai namun juga dapat ditemukan di beberapa titik di tepian jalan raya.

Itulah 8 titik yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati keindahan dan keunikan Pegunungan Sewu. Jadi lebih baik kita nikmati keindahannya bukan? Dari pada merusaknya. Penambangan dan aktivitas merusak lainnya akan merusak kawasan ini. Salah satu dampak buruknya adalah kita akan kehilangan berbagai keunikan Pegunungan Sewu. Apalagi kawasan ini telah didaftarkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu warisan dunia. Ini akan menjadi salah satu kebanggaan kita dan akan mensejahterakan masyarakat terutama di kawasan tersebut tentunya. Jadi, yuk kita jaga bareng - bareng (rai).