Rabu, 21 November 2012

Kotagede : Jogja Tempo Doloe di Masa Kini

     Gambar: Salah satu Wajah Kotagede
Sumber: sejarah.kompasiana.com

Konon kawasan yang sekarang disebut sebagai Kotagede merupakan awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Kotagede merupakan bahasa jawa, berarti kota besar. Disebut Kotagede karena pada masa itu, kawasan yang tadinya merupakan hutan belantara yang luas kemudian menjadi sebuah kawasan permukiman yang ramai.
Sampai saat ini, suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini. Kipo dan yangko adalah makanan khas Kotagede yang bisa diperoleh di Pasar Legi dan sekitarnya. Pasar Kotagede yang selalu ramai setiap hari. Namun anda akan menemukan suatu suasana lain apabila anda datang ke Pasar Kotagede di kala tanggalan Jawa menunjukkan pasaran/hari Legi. Pasar Kotagede akan bertambah ramai dan sesak baik oleh penjual maupun pembeli, bahkan area pasar bisa bertambah hingga depan Kantor Pos/TK ABA. Oleh karena itu, oleh sebagian besar penduduk Kotagede, pasar ini lebih dikenal dengan nama Pasar Legi. Kipo dan yangko adalah makanan khas Kotagede yang bisa diperoleh di Pasar Legi dan sekitarnya. Makam para pendiri Kerajaan Mataram Islam, reruntuhan tembok benteng, dan peninggalan lain bisa kita temukan di Kotagede. Selain itu, terdapat pula masjid Kotagede yang merupakan masjid tertua di Yogyakarta.
Kotagede memang kurang dikenal sebagai kawasan wisata oleh masyarakat luas, terutama yang berasal dari luar Kota Yogyakarta. Padahal jika menjelajah ke kawasan ini, kita dapat merasakan nuansa kehidupan tempo dulu. Kawasan permukiman yang masih didominasi arsitertur lama. Sepertinya memang merupakan bangunan lama yang masih tetap dipertahankan. Kehidupan masyarakat yang bersahaja serta suasanya yang tenang, merupakan gambaran kehidupan asli Kota Yogyakarta.
Kotagede juga dikenal sebagai pusat kerajinan perak. Berbagai jenis kerajinan perak skala rumah tangga bias ditemukan di sini. Terdapat juga penginapan serta kuliner, mulai dari yang murah hingga yang kelas menengah ke atas. Namun apapun kelasnya, tidak sedikit pun merubah cirikhas kawasan ini sebagai kawasan kota tua dan “Yogyakarta Banget”.
Maka, jika berkunjung ke kawasan Kotagede kita tidak hanya disuguhi pemandangan kota tua, tapi juga suasana kota tua yang benar-benar terasa. Dan tidak perlu membayar tiket masuk, cukup dengan menjelajah di seputaran daeran Kotagede Anda sudah bias menikmati nuansa Kota Tua, Yogyakarta tempo dulu. Menelusuri kawasan ini lebih nikmat jika dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda. Karena bangunan-bangunan bernuasa tempo dulue sebagian besar berada di kawasan padat penduduk. Selain itu, dengan berjalan kaki atau bersepeda kita bisa merasakan seolah-olah benar-benar berada di Yogyakarta tempo dulu saat menjelajah kawasan kota tua ini. Selamat Mencoba. 
 


 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar