Gambar: Salah satu
Wajah Kotagede
Sumber: sejarah.kompasiana.com |
Konon kawasan yang
sekarang disebut sebagai Kotagede merupakan awal berdirinya Kerajaan Mataram
Islam. Kotagede merupakan bahasa jawa, berarti kota besar. Disebut Kotagede
karena pada masa itu, kawasan yang tadinya merupakan hutan belantara yang luas
kemudian menjadi sebuah kawasan permukiman yang ramai.
Sampai
saat ini, suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini. Kipo dan yangko
adalah makanan khas Kotagede yang bisa diperoleh di Pasar Legi dan sekitarnya.
Pasar Kotagede yang selalu ramai setiap hari. Namun anda akan menemukan suatu
suasana lain apabila anda datang ke Pasar Kotagede di kala tanggalan Jawa
menunjukkan pasaran/hari Legi. Pasar Kotagede akan bertambah ramai dan sesak
baik oleh penjual maupun pembeli, bahkan area pasar bisa bertambah hingga depan
Kantor Pos/TK ABA. Oleh karena itu, oleh sebagian besar penduduk Kotagede,
pasar ini lebih dikenal dengan nama Pasar Legi. Kipo dan yangko adalah makanan
khas Kotagede yang bisa diperoleh di Pasar Legi dan sekitarnya. Makam para pendiri Kerajaan Mataram
Islam, reruntuhan tembok benteng, dan peninggalan lain bisa kita temukan di
Kotagede. Selain itu, terdapat pula masjid Kotagede yang merupakan masjid
tertua di Yogyakarta.
Kotagede memang kurang dikenal sebagai kawasan wisata oleh
masyarakat luas, terutama yang berasal dari luar Kota Yogyakarta. Padahal jika
menjelajah ke kawasan ini, kita dapat merasakan nuansa kehidupan tempo dulu.
Kawasan permukiman yang masih didominasi arsitertur lama. Sepertinya memang
merupakan bangunan lama yang masih tetap dipertahankan. Kehidupan masyarakat
yang bersahaja serta suasanya yang tenang, merupakan gambaran kehidupan asli
Kota Yogyakarta.
Kotagede juga dikenal sebagai pusat kerajinan perak. Berbagai jenis kerajinan perak skala rumah tangga bias ditemukan di sini. Terdapat juga penginapan serta kuliner, mulai dari yang murah hingga yang kelas menengah ke atas. Namun apapun kelasnya, tidak sedikit pun merubah cirikhas kawasan ini sebagai kawasan kota tua dan “Yogyakarta Banget”.
Maka, jika berkunjung ke kawasan Kotagede kita tidak hanya disuguhi pemandangan kota tua, tapi juga suasana kota tua yang benar-benar terasa. Dan tidak perlu membayar tiket masuk, cukup dengan menjelajah di seputaran daeran Kotagede Anda sudah bias menikmati nuansa Kota Tua, Yogyakarta tempo dulu. Menelusuri kawasan ini lebih nikmat jika dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda. Karena bangunan-bangunan bernuasa tempo dulue sebagian besar berada di kawasan padat penduduk. Selain itu, dengan berjalan kaki atau bersepeda kita bisa merasakan seolah-olah benar-benar berada di Yogyakarta tempo dulu saat menjelajah kawasan kota tua ini. Selamat Mencoba.
Kotagede juga dikenal sebagai pusat kerajinan perak. Berbagai jenis kerajinan perak skala rumah tangga bias ditemukan di sini. Terdapat juga penginapan serta kuliner, mulai dari yang murah hingga yang kelas menengah ke atas. Namun apapun kelasnya, tidak sedikit pun merubah cirikhas kawasan ini sebagai kawasan kota tua dan “Yogyakarta Banget”.
Maka, jika berkunjung ke kawasan Kotagede kita tidak hanya disuguhi pemandangan kota tua, tapi juga suasana kota tua yang benar-benar terasa. Dan tidak perlu membayar tiket masuk, cukup dengan menjelajah di seputaran daeran Kotagede Anda sudah bias menikmati nuansa Kota Tua, Yogyakarta tempo dulu. Menelusuri kawasan ini lebih nikmat jika dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda. Karena bangunan-bangunan bernuasa tempo dulue sebagian besar berada di kawasan padat penduduk. Selain itu, dengan berjalan kaki atau bersepeda kita bisa merasakan seolah-olah benar-benar berada di Yogyakarta tempo dulu saat menjelajah kawasan kota tua ini. Selamat Mencoba.
|
|
|
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar